Suatu malam, malam yang dingin ditemani sinar bulan yang terang benderang, saya menghampiri mama, "ma, bolehkah aku lihat dokumen - dokumen penting punyaku" ujar aku di kamar mama. "untuk apa, dokumen tersebut sudah tersusun rapi, dan tidak hilang satu pun dokumen milikmu" jawab mama. kemudian aku menjawab "untuk aku scan ma, khawatir terjadi bahaya yang tidak diinginkan".
Kemudian mama pun mencarikan dokumen yang aku pinta, sembari mencari mama memperlihatkan padaku penghargaan berharga miliknya yang masih tersisa. "Anaku, ini penghargaan milik mama, ijazah SD" ujar mama sembari memberikan kepadaku, aku terpana dan tersenyum milihatnya. "ijazah yang lainnya dimana ma?" tanyaku sembari memandang mama. "Anaku, mama hanya mengenyam pendidikan SD tidak ada lagi ijazah lainnya." jawab mama sembari tersenyum padaku. Mendengarnya hatiku pun terenyah, terharu, dan bergumam. "sudah, jangan bersedih, mama bangga atas pencapaian kalian. Penghargaan-penghargaan milik kalian ini penyejuk hati mama." ujar mama sembari menunjuk ijazah kami.
Mendengarnya hatiku terhenyuk dalam kesedihan, "ma, penghargaan-penghargaan ini tidaklah ada artinya dibandingkan penghargaan milik mama. Tanpa penghargaan mama, kami tidak bisa meraih penghargaan tersebut." ujar ku sembari memandang mama. mama lantas berkata,"anaku, penghargaan milik mama kalah jauh dibanding milik kalian." mama merendah.
Mendengar percakapan tersebut ayah datang menghampiri kami, "Ma, penghargaan mereka tidaklah ada artinya dibanding penghargaan yang mama miliki, lupakah mama bahwa mama memiliki penghargaan yang menentukan masa depan mereka, penghargaan itu akte kelahiran mereka." ujar ayah sembari memperlihatkan akte aku ke mama.
Penghargaan Paling Berharga itu Akte Kelahiran
Apapun penghargaanya, akte kelahiran penghargaan paling berharga.
Cahyo Subarkah
Cahyo Subarkah